Avesiar.com
Seperti apa Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika membaca Al-Qur’an menjadi sebuah tuntunan yang perlu kita ketahui. Dilansir sindonews, Baginda Shallallahu Alaihi Wasallam tidak hanya membaca dengan tartil (perlahan), namun juga berdoa di tengah bacaan Al Qur’an.
Keutamaan membaca Al Qur’an selain menjadi syafa’at (pertolongan) di hari Kiamat bagi pembacanya, juga mendatangkan banyak pahala karena 1 huruf yang dibaca dari kitabullah diganjar 10 kebaikan dari Allah Ta’ala.
Al Qur’an terdiri dari 114 surah, 30 juz dan 6.236 ayat menurut riwayat Hafsh, dan 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu) huruf menurut Imam Syafi’i. Jika kita mengkhatamkan Al Qur’an, berapa banyak pahala yang kita kumpulkan. Masyaa Allah, sungguh Allah Maha dermawan.
Nah, sekarang mari kita simak cara Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membaca Al Qur’an. Dikisahkan, seseorang pernah bertanya kepada Ummul Mu’minin, Ummu Salamah “Bagaimanakah Rasulullah membaca Al Qur’an?” Beliau menjawab: “Rasulullah menunaikan setiap harakatnya: fathah, dhammah, dan kasrah dibaca dengan sangat jelas. Juga setiap hurufnya dibaca dengan sangat jelas. Juga setiap hurufnya dibaca dengan terang dan jelas.”
Tartil menurut arti kata adalah perlahan-lahan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, tartil berarti membaca sesuai hukum tajwid. Membaca secara perlahan akan membantu seseorang untuk memahami dan mentadabburi maknanya.
Dalam riwayat lain, Nabi juga melantunkan suara yang indah ketika membaca Al Qur’an. Beliau bersabda: “Hiasilah Al Qur’an dengan suaramu, karena sesungguhnya suara yang bagus (indah) akan menjadikan bacaan Al Qur’an bertambah bagus pula.” (HR Al-Hakim)
Berdoa di Tengah Bacaan
Selain membaca tartil dan suara yang indah, Nabi juga berdoa ketika tilawah di tengah bacaan. Berdoa di tengah bacaan Al Qur’an ini adalah Sunnah Nabi yang jarang diamalkan kecuali bagi yang mengetahui ilmu dan adab membaca Al Qur’an.
Sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat berikut:
عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ صَلَّى إِلَى جَنْبِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَقَرَأَ فَكَانَ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ عَذَابٍ وَقَفَ وَتَعَوَّذَ وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ وَقَفَ فَدَعَا وَكَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ. وَفِى سُجُودِهِ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah bahwa dia melakukan shalat malam di samping Rasulullah SAW. Beliau membaca surat ketika sampai pada ayat yang menerangkan azab, beliau berhenti dan meminta perlindungan. Ketika sampai pada ayat yang menerangkan rahmat beliau berhenti dan berdoa memohon rahmat. Ketika ruku’ beliau membaca Subhana Rabbiyal ‘Azhimi, dan ketika sujud beliau membaca Subhana Rabbiyal A’la”. (HR an-Nasa’i)
Dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin Juz I Hal 279 diterangkan:
وَفِيْ أَثْنَاءِ الْقِرَاءَةِ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ تَسْبِيْحٍ سَبَّحَ وَكَبَّرَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ دُعَاءٍ وَاسْتِغْفَارٍ دَعَا وَاسْتَغْفَرَ، وَإِنْ مَرَّ بِمَرْجُوٍّ سَأَلَ، وَإِنْ مَرَّ بِمَخُوْفٍ اسْتَعَاذَ. يَفْعَلُ ذَلِكَ بِلِسَانِهِ أَوْ بِقَلْبِهِ
“Di tengah-tengah membaca Al Qur’an, ketika seseorang melewati suatu ayat yang berisi mensucikan Allah, dia bertasbih dan bertabir. Ketika melewati ayat yang berisi permohonan dan minta ampunan, dia berdoa dan beristighfar. Ketika melewati ayat yang berisi harapan dia mengajukan permohonan dan ketika melewati ayat yang berisi hal-hal yang menakutkan, dia memohon perlindungan. Itu semua dia lakukan dengan ucapan lisannya atau digerakkan dalam hatinya”.
Demikian anjuran dan keutamaan berdoa di tengah bacaan Al-Qur’an. Semoga kita bisa mengamalkannya. (dwi)
Discussion about this post