Avesiar – Depok
Oleh : Ave Rosa A. Djalil, Wartawan Berpengaruh
Sore itu, Jum’at, 27 Mei 2022, kabar duka menyelimuti Tanah Air. Semua media massa, terutama online, memberitakan tentang hilangnya seorang putra Indonesia, di Swiss. Emmeril Kahn Mumtadz, putra Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, dikabarkan tenggelam saat berenang bersama adik dan kawannya di sungai Aare, di kota Bern, Swiss, Kamis (26/5/2022).
Eril, sejatinya, sedang dalam rencana mencari sekolah di Swiss untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2.
Kabar kehilangan tersebut terus bergulir tanpa henti, menautkan setiap hati mencari tahu setiap informasi, tentang anak dari negeri ini. Proximity, (baca, kedekatan). Demikian kami menyebutnya di ruang-ruang redaksi.
Indonesia seperti terjaga dari tidur, merasakan sentuhan kebatinan sebagai saudara, layaknya ayah, ibu, bagi Eril. Kedekatan yang begitu cepat tercipta dan mendalam, terus-menerus. Ingin mendapatkan kabar.
Pada saat kabar kehilangan tersebut, Ridwan Kamil tengah dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Inggris. Tegar, sebagai seorang pejabat negara dan seorang ayah, ia berusaha menjaga perasaannya sendiri, di hadapan tugas-tugasnya sebagai amanah. Sang Ibu, Atalia Praratya, saya kira semua orang bisa membayangkan hati seorang Ibu di saat seperti itu, penuh doa-doa dengan hati dan pikiran tanpa istirahat menunggu. Adik-adiknya, pasti sangat merindukan sang kakak.
Ridwan Kamil langsung menyusul saat menerima kabar musibah sulungnya tersebut. Menegarkan hati istri dan anak-anaknya yang berada di Bern, Swiss. Pun hatinya. Sebagaimana ayah-ayah sejati lainnya.
Pemerintah Swiss di Bern mengerahkan tim-tim khusus dan badan SAR mereka, KBRI Bern, dan semua pihak berusaha melakukan yang terbaik. Semua doa-doa terbaik dipanjatkan. Bahkan, Basarnas juga bersiap berangkat untuk membantu pencarian Eril. Namun, sebagai pemilik otoritas penuh, pemerintah Swiss punya mekanisme dan sistem yang sudah standar.
Sebelum musibah terjadi, banyak orang, terutama masyarakat Indonesia, tidak pernah mengenal dekat Eril. Namun, Allah lebih mengenal dekat almarhum. Eril, sebelumnya, sama halnya dengan pemuda-pemuda lainnya, sama dengan anak-anak pejabat negara atau tokoh lainnya. Dikenal secukupnya saat pada momen tertentu, yang juga tidak semua orang mengenalnya dekat.
Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menunjukkan betapa Allah Maha berkehendak. Ketika Allah berkata, “Kun”, maka “jadilah”. Eril adalah bukti kekuasaan Allah yang tanpa batas, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Jutaan orang seperti sedekat-dekatnya bersama Eril sejak ia hilang. Semua tenggelam dalam kesedihan dan empati yang dalam. Ridwan Kamil dan Atalia Praratya beserta keluarga, setia menyusuri Sungai Aare. Saya pun, ikut berdoa. Seperti halnya semua orang. Eril terus mendapat pengawalan perhatian dari seluruh bangsa Indonesia, dan juga dunia yang ikut merasakan kehilangan.
Keikhlasan Ridwal Kamil dan Atalia Praratya beserta keluarga, turut menguatkan batin semua orang. Hingga saat kabar tiba, bahwa pencarian jenazah putra sulung Gubernur Jawa Barat membuahkan hasil. KBRI Bern memastikan jenazah yang ditemukan di Sungai Aare, Swiss, pada Rabu (8/6/2022) adalah benar sebagai jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Jenazah yang ditemukan tersebut dikonfirmasi oleh Kepolisian Bern pada Kamis (9/6/2022) sebagai jenazah Eril sesuai kecocokan DNA jenazah.
Duta Besar Indonesia Untuk Swiss Muliaman Hadad, menjelaskan informasi awal disampaikan oleh kepolisian Bern yang mendapatkan laporan penemuan jenazah pada Rabu, 8 Juni 2022, sesaat sebelum pukul 06:50 atau 11.50 waktu Indonesia.
Usai kabar melegakan tersebut, jenazah Eril dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Ahad, 12 Juni 2022, sore. Begitu mendarat di bandara Soekarno Hatta, jenazah Eril akan dibawa ke gedung Pakuan Bandung, melalui jalur darat. Hingga Senin (13/6/2022), jenazah dibawa ke tempat pemakaman keluarga di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Semua orang yang sanggup untuk mengiringi dan datang, tidak surut dan semakin banyak. Baik di jalan-jalan tertentu yang dilalui rombongan, hingga di sekitar lokasi komplek Islamic Centre Cimaung, Bandung, Jawa Barat. Mereka seakan ingin terus bersama Eril hingga ke lokasi pemakamannya di sekitar Masjid yang kemudian diberi nama Ridwan Kamil, Al-Mumtadz, nama belakang Eril.
Sebuah proximity yang besar. Masyaa Allah, Allahu Akbar..
Selama 19 hari sejak kabar kehilangan tersebut, kita terasa dekat dengan pemuda yang dikatakan para ulama sebagai syahid akhirat itu, syahid di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ini membawa ingatan saya kepada kisah sejati Uwais al-Qarni yang masyhur, seorang anak sholeh, birrul walidain. Adapun seuntai kisah saat wafatnya seperti tertulis berikut :
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke Rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.
Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan Umar bin Khattab).
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.
Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni?
Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi, tetapi terkenal di langit.
(lihat di https://www.avesiar.com/2017/04/13/uwais-al-qarni-anak-birrul-walidain-yang-terkenal-di-langit/ )
Dari kedua kisah ini, Allah menunjukkan kebesarannya dan kasih sayangnya kepada hamba-hamba-Nya. Amalan apa saja yang telah kamu lakukan dan doa-doa apa saja yang telah dipanjatkan terutama oleh Ibumu, hingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menunjukkan lagi kepada kami kebesaran dan kekuasaan-Nya, Eril?
(Ave Rosa A. Djalil)
Discussion about this post