Avesiar – Jakarta
Anak-anak yang lahir dalam rentang tahun 1996 sampai tahun 2012 masehi mendapat predikat sebagai Generasi Z atau Gen Z. Mereka adalah generasi setelah Generasi Milenial atau Gen Y. Generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Milenial dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa di antaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Milenial.
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Milenial, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset.
Anak-anak yang lahir sebagai Gen Z ini banyak berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih, yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
Karakteristik dan ciri – ciri umum mereka sebagai berikut:
- Merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan pendidikan maupun pribadi akan mereka akses dengan cepat dan mudah.
- Anggota generasi Z tidak mengenal dunia tanpa smartphone atau media sosial. Ketika iPhone dirilis pada 2007, anggota tertua dari generasi ini baru berusia 11 tahun dan anggota bungsu belum dilahirkan. Mereka mengetahui semua seluk-beluk teknologi. Bahkan, kemampuan teknologi mereka seakan bawaan dari lahir.
- Sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan khususnya lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter, line, whatsapp, telegram, instagram, atau SMS. Melalui media ini mereka jadi lebih bebas berekspresi dengan apa yang dirasa dan dipikir secara spontan.
- Ketika platform seperti Facebook dan Twitter pertama kali keluar, millennial dan generasi yang lebih tua menggunakannya tanpa memikirkan dampak. Seiring waktu, mereka menyadari bahwa mengumbar hidup di mata publik dapat dengan mudah menghantui mereka. Generasi Z telah belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut dan memilih platform yang lebih bersifat privasi dan tidak permanen.
- Gen Z dikenal lebih mandiri daripada generasi sebelumnya. Mereka tidak menunggu orang tua untuk mengajari hal-hal atau memberi tahu mereka bagaimana membuat keputusan. Apabila diterjemahkan ke tempat kerja, generasi ini berkembang untuk memilih bekerja dan belajar sendiri.
- Cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan sekitar. Tanpa diragukan lagi, generasi Z akan menjadi generasi yang paling beragam yang memasuki lapangan kerja dalam sejarah Amerika Serikat. Mereka terdiri dari berbagai bagian dari kelompok ras atau etnis minoritas. Mereka juga dibesarkan untuk lebih menerima dan menghormati lingkungan dibanding generasi orang-orang sebelumnya.
- Terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini karena mereka menginginkan segala sesuatu serba cepat, tidak bertele-tele, dan berbelit-belit.
- Generasi Z menempatkan uang dan pekerjaan dalam daftar prioritas. Tentu saja, mereka ingin membuat perbedaan, tetapi hidup dan berkembang adalah lebih penting.
- Cenderung kurang dalam berkomunikasi secara verbal, cenderung egosentris dan individualis, cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses.
- Generasi Z benar-benar generasi pertama dunia digital. Smartphone dan media sosial tidak dilihat sebagai perangkat dan platform, tapi lebih pada cara hidup. Kedengarannya gila, tapi beberapa penelitian mendukung klaim ini. Sebuah studi oleh Goldman Sachs menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Zers terhubung secara online selama 10 jam sehari atau lebih. Studi lain menemukan bahwa seperlima dari Gen Z mengalami gejala negatif ketika dijauhkan dari perangkat smartphone mereka.
- Cepat merasa puas diri bukanlah sebuah kata yang mencerminkan generasi Z. Sebanyak 75 persen dari Gen Z bahkan tertarik untuk memegang beberapa posisi sekaligus dalam sebuah perusahaan, jika itu bisa mempercepat karier mereka.
Seperti apa Gen Z di Indonesia?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020 menyebutkan bahwa Generasi Z adalah penduduk yang lahir tahun 1997-2012 dengan perkiraan usia saat ini 9-24 tahun.Gen Z tersebut sudah beranjak dewasa, mencari dan memiliki pekerjaan, melihat peralihan rezim orde baru ke rezim reformasi, dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bidang-bidang dalam kehidupan sehari-hari seperti ekonomi, politk, sosial, budaya, agama, dan lainnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Consumer & Media View di Q2 2016 pada Generasi Z di 11 kota Indonesia, yaitu terhadap 3 media utama yang digunakan Generasi Z berupa TV, Internet, dan Radio, didapatkan hasil survey sebagai berikut:
Mayoritas Gen Z Menonton TV di Akhir Pekan
Data Nielsen TV Audience Measurement pada periode April – Juni 2016 menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih banyak menonton televisi pada waktu pagi di akhir pekan. Dalam lima tahun terakhir, Program Serial masih merupakan genre yang paling banyak ditonton oleh Generasi Z, namun peningkatan penonton terjadi untuk genre Program Anak dan Hiburan.
Mereka Selalu Terhubung dengan Internet
Bagi anak-anak yang lahir di era digital ini, akses internet telah menjadi kebutuhan. Bila lima tahun lalu Warung Internet (Warnet) merupakan tempat utama bagi anak-anak (81%) dan remaja (56%) untuk mengakses internet, pada tahun 2016 warnet tergantikan oleh rumah, di mana 49 persen anak-anak dan 62 persen remaja mengakses internet dari rumah mereka.
Angka tersebut meningkat dari 7 persen pada anak-anak dan 9 persen pada remaja. Sebanyak 93 persen anak-anak dan 97 persen remaja menyatakan mereka mengakses internet melalui perangkat mobile mereka seperti smartphone atau iPad. Aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh Generasi Z dengan internet ini adalah berinteraksi melalui media sosial, menjelajah internet, bermain game dan mendengarkan musik.
Radio Masih Memiliki Tempat di Hati Gen Z
Meskipun Televisi dan Internet menjadi media favorit bagi Generasi Z, namun tidak sedikit dari anak-anak dan remaja yang masih mendengarkan radio. Temuan Nielsen Radio Measurement kuartal kedua tahun 2016 ini menunjukkan bahwa tingkat penetrasi Radio pada konsumen Generasi Z adalah 20 persen ke atas, dengan tertinggi di kota Palembang dengan 98 persen.
Dari sisi waktu mendengarkan radio, anak-anak di Surakarta menghabiskan waktu terbanyak dengan rata-rata 159 menit per hari, dan untuk remaja terbanyak di Denpasar dengan rata-rata waktu 155 menit per hari. Mereka lebih banyak mendengarkan radio melalui perangkat mobile. Remaja 39 persen dan Anak-anak 20 persen. Lagu Pop Indonesia merupakan genre lagu yang paling disukai oleh remaja (57%) dan Anak-anak (46%).
Selain itu, Generasi Z juga adalah pengunjung bioskop yang setia. Di 11 kota yang disurvei Nielsen, rata-rata anak-anak pergi ke bioskop 9 kali dalam satu tahun, dan remaja 11 kali dalam satu tahun. Dengan kata lain, hampir setiap bulan mereka pergi menonton di bioskop. Olahraga merupakan kegiatan yang paling disukai anak-anak (48%) dan remaja (44%).
Generasi Z di Indonesia juga sering disebut sebagai “Generasi Micin” karena serba instan. (adm/Wikipedia/edited)
Discussion about this post