Avesiar – Yogyakarta
UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Pegadaian Syariah, Kemenko Perekonomian Deputi KIKS, serta Dinas Lingkungan Hidup DIY, meresmikan laboratorium sosial Eco Finance dan Circular Economy di Teatrikal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (26/12/2022).
Pada kesempatan yang dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof, Dr, Phil. Al Makin itu juga diselenggarakan Heart to Head Sharing dari empati ke solusi yang merupakan kegiatan sharing tentang ekonomi dan ekologi serta penandatanganan MOU antara UIN Sunan Kalijaga dengan PT. Pegadaian serta launching aplikasi Tabungan Hijau.
Aplikasi tersebut adalah bagian dari program memudahkan bank sampah mengelola data sampah serta menghubungkan nilai tabungan sampah ke berbagai bentuk investasi, khususnya emas. Tools ini merupakan hasil riset tim dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Kegaitan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai latar belakang yaitu, Bank Sampah, TPST 3R, Paguyuban Pemulung, UMKM, Pedagang Pasar, serta akademisi.
Turut hadir Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Afdawaiza., M.Ag, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY Yuna Pancawati., S.E., M.Si, serta Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT. Pegadaian Elvi Rofiqotul Hidayah.
Afdawaiza menyambut baik kerja sama yang merupakan bentuk respon terhadap perubahan iklim, sehingga pembangunan ekonomi tidak mengesampingkan lingkungan. Yuna Pancawati juga mengatakan bahwa sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan berwawasan lingkungan, Pemda DIY menerbitkan berbagai perangkat hukum dan peraturan untuk mewujudkan economy circular untuk membangun sinergi masyarakat.
“Manusia sebagai khalifah di bumi dan sudah menjadi keharusan untuk taat dalam mengatasi masalah saat ini yaitu sampah. Artinya bahwa manusia memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian alam,” tegas rektor UIN Sunan Kalijaga
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT. Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah menyampaikan dari sudut pandang IKNB Syariah, bahwa di dalam ekonomi sirkular, setiap rumah tangga harus bijak menangani sampah.
“Sampah rumah tangga semestinya dipilah pilah, karena sampah terpilah memiliki nilai ekonomis. Dukungan PT. Pegadaian dalam ekonomi sirkular ini salah satunya adalah kegiatan memilah sampah menjadi emas. Maka pihak pegadaian khususnya Unit Usaha Syariah, menyambut baik kerjasama yang di tawarkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga dalam pendirian Laboratorium Social Eco Finance dan Circular Economy serta pendanaan pengembangan aplikasi pendukungnya,” terang Elvi.
Pada acara inti disampaikan bahwa sebanyak 1,67 ton sampah menumpuk setiap harinya. Sebanyak 90 persen sampah tersebut di dominasi oleh sampah rumah tangga. Perkiraan naik dua kali lipat jika tidak terdapat kebijakan lebih lanjut tentang pengolahan sampah.
Dalam seminar, Dr. Erdiriyo, SE, MM Asisten Deputi KIKS Kemenko Perekonomian sebagai pembicara menyampaikan bahwa koordinasi percepatan inklusi keuangan dapat dilakukan melalui program Tabungan Hijau.
Dewan nasional keuangan inklusi membuat agar seluruh masyarakat dapat terhubung dengan lembaga keuangan formal.
Senior Vice President Unit Usaha Syariah PT Pegadaian Beni Martina Maulan menyampaikan bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah kedua di dunia, sehingga Pegadaian bekerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga untuk mengubah sampah menjadi emas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY Dr. Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si, mengatakan, permasalahan sampah itu akan diselesaikan di tingkat kelurahan dengan memberdayakan masyarakatnya untuk dapat memilah sampah, ujar selaku
“Kecerdasan ekologi masyarakat perlu untuk terus ditingkatkan,” imbuhnya.
Dinik Fitri Rahajeng, M.Ak., Cert.DA selaku Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus Ketua tim peneliti aplikasi Tabungan Hijau juga memberikan tawaran kepada masyarakat untuk dapat bermitra bersama-sama mengatasi masalah sampah, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang eco finance, sesuai dengan amanah pendidikan di dalam Al qur’an, minadzdzulumath ila nuur, dari kegelapan menuju cahaya, mentransformasikan masyarakat dari tidak tau menjadi tau, dari tidak care menjadi lebih care terhadap sampah.
Acara ini ditutup dengan sarasehan pemulung di ruang pertemuan paguyunan Mardiko, Piyungan, yang dihadiri 100 pemulung yang tergabung di dalam Paguyuban Mardiko.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pengoperasian pertama mesin pilah sampah dan mesin pengolahan jelantah menjadi biodiesel oleh tim TM Sampah disaksikan oleh tim Pegadaian Syariah Triantoro dan Kusuma Negara, serta tim dosen dari UIN Sunan Kalijaga. (dwi/pro)
Discussion about this post