Avesiar – Jakarta
Perang yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina memang sulit untuk diprediksi kapan akan berakhir mengingat upaya yang sering menempuh jalan buntu. Namun, Uni Eropa ternyata akhirnya memberikan bantuan paket dukungan sebanyak 50 miliar euro atau sekitar Rp 825 triliun.
Viktor Orbán, dikutip dari The Guardian, Kamis (1/2/2024), telah menyetujui kesepakatan dengan sesama pemimpin Uni Eropa mengenai paket dukungan untuk Ukraina tersebut setelah menarik diri dari jurang konflik untuk kedua kalinya pada pertemuan puncak di Brussels.
Perdana Menteri Hongaria, yang telah berjanji untuk memblokir dana tersebut sejak Desember, akhirnya menyerah pada tekanan setelah serangkaian pertemuan selama 11 jam dengan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz. , serta presiden Komisi dan Dewan Eropa, Ursula von der Leyen dan Charles Michel.
“Saya pikir dia tidak melihat adanya pilihan lagi. Dia menguangkannya,” kata salah satu sumber senior.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan keputusan tersebut “sekali lagi membuktikan kuatnya persatuan UE”. Paket empat tahun ini dirancang untuk menjaga perekonomian Ukraina tetap bertahan, dengan uang tunai untuk rumah sakit, sekolah, gaji dan pensiun pegawai negeri.
Dikutip dari The Guardian, para pemimpin Eropa mengungkapkan rasa frustrasi dan kemarahan mereka terhadap Orbán menjelang pertemuan puncak. Ketika ditanya apa yang akan dia katakan kepada Orbán, Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menjawab dengan singkat: “Tidak ada yang baik.”
Pada pukul 11.30, beberapa pemimpin memutuskan untuk pulang lebih awal, karena marah karena mereka diseret ke Brussel namun Orbán menyerah pada tekanan pada menit-menit terakhir.
Namun yang juga menjadi agenda KTT tersebut adalah Timur Tengah dan dana militer tambahan untuk Ukraina. (ard)
Discussion about this post