Avesiar – Jakarta
Serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah, dua pekan lalu yang menewaskan beberapa anggota Garda Revolusi, direspons Iran dengan meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.
Dikutip dari TRT World, Ahad (14/4/2024), ruang udara kini telah dibuka kembali di Israel dan negara-negara tetangganya, setelah semalaman terjadi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Iran mengatakan pihaknya kini telah menyelesaikan pembalasannya.
Negara-negara Arab mengungkapkan ‘keprihatinan’, mendesak ‘menahan diri’ menyusul serangan Iran terhadap Israel
Serangan balasan Iran terhadap Israel tersebut mendapat tanggapan dari negara-negara Arab berupa keprihatinan atas meningkatnya kekerasan, sambil mendesak semua pihak untuk “menahan diri”.
Media pemerintah Iran, dikutip dari The New Arab, Ahad (14/4/2024), mengatakan serangan hari Sabtu menyebabkan “pukulan hebat” terhadap pangkalan udara di gurun Naqab (Negev), namun tentara Israel mengatakan hanya terjadi kerusakan kecil.
Mediator utama antara Israel dan Hamas, Qatar, menyatakan “keprihatinan mendalam” setelah serangan tersebut dan meminta “semua pihak untuk menghentikan eskalasi” dan “menahan diri secara maksimal”. Doha juga mendesak komunitas internasional untuk “mengambil tindakan segera untuk meredakan ketegangan dan mengurangi ketegangan.”
Mesir, yang juga merupakan aktor penengah dalam perang Gaza, juga mengatakan pihaknya “sangat prihatin” dan menyuarakan permohonan Qatar untuk “menahan diri secara maksimal”.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, merilis pernyataan di X yang mengatakan, “Eskalasi regional harus dicegah. Hal ini dapat mendorong seluruh wilayah ke dalam jurang perang.”
“Tetapi langkah pertama menuju deeskalasi adalah mengakhiri agresi Israel di Gaza dan mulai menerapkan solusi 2 negara karena ini adalah satu-satunya jalan menuju keamanan dan perdamaian bagi semua orang,” tambahnya.
Arab Saudi menyuarakan keprihatinannya terhadap “eskalasi militer” dan meminta “semua pihak untuk menahan diri dan menghindarkan kawasan dan rakyatnya dari bahaya perang”.
Dewan Keamanan PBB pun “didesak untuk memikul tanggung jawabnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional”.
Di tengah serangan Iran itu, Yordania, Irak dan Lebanon menutup wilayah udara mereka, namun kemudian membukanya kembali setelah menyimpulkan bahwa tidak ada lagi “masalah keamanan terhadap pesawat sipil”.
EgyptAir, sebuah maskapai penerbangan nasional Mesir sempat menghentikan sementara penerbangan ke tiga negara tersebut, namun kemudian melanjutkannya kembali.
Video online juga menunjukkan perayaan di Iran dan di beberapa wilayah Irak, setelah serangan tersebut.
Permusuhan antara Israel dan Iran telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di kawasan.
Serangan tersebut terjadi di tengah perang brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari setengah tahun. Perang Israel di Gaza digambarkan sebagai genosida oleh kelompok hak asasi manusia.
Kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran di Timur Tengah telah melancarkan serangan terhadap Israel dan apa yang mereka katakan sebagai target yang terkait dengan Israel sebagai tanggapannya.
Hampir setiap hari terjadi bentrokan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, dan lebih dari 300 warga Lebanon terbunuh. Pemberontak Houthi Yaman juga menyerang kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Tidak hanya itu, milisi sekutu Iran juga menargetkan pangkalan militer AS di Irak, Yordania, dan Suriah sebagai tanggapan atas dukungan militer Washington terhadap Israel. (ard)
Discussion about this post