Avesiar – Jakarta
Taylor Swift memanen kecaman dari para penggemarnya karena tidak bersuara atas genosida oleh Israel yang berlangsung di Gaza. Fans bintang pop asal AS itu mendesaknya untuk bersuara mengenai Gaza, ketika tagar ‘Semua Mata Tertuju Rafah’ menjadi heboh di media sosial, dikutip dari The New Arab, Jum’at (31/5/2024).
Terkenal sangat aktif secara online, fanbase penyanyi berusia 34 tahun ini, telah memulai hashtag mereka sendiri: #SwiftiesForPalestine. Mereka menyerukan Swift untuk memecah keheningannya mengenai perang Gaza, di mana lebih dari 36.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh oleh perang Israel yang kejam dan tidak pandang bulu.
Dia dikritik karena tidak menyadari kenyataan yang terjadi di Gaza dan zona perang lainnya. Beberapa pengguna media sosial mendesak orang-orang untuk berhenti memberi mereka perhatian, mendorong tagar lain #Blockout2024.
Lebih dari 200.000 pengikut di berbagai platform media sosial telah meninggalkan Taylor Swift karena tetap bungkam atas pembunuhan massal di Gaza.
“Taylor Swift, sikap diammu memekakkan telinga dan di saat seperti ini kamu harus angkat bicara!!” kata salah satu pengguna X.
Pernyataan bertajuk “Bicara Sekarang, Taylor,” tandatangani saja “Bebaskan Palestina”, telah beredar di media sosial.
“Bicaralah sekarang, #SwiftiesForPalestine, ada anak-anak yang dibakar hidup-hidup dan dipenggal di Rafah, jadi BICARA SEKARANG TAYLOR,” bunyi pernyataan tersebut.
Sedikitnya 45 orang tewas akibat pembantaian yang dilakukan Israel awal pekan ini. Beberapa diantaranya terbakar hidup-hidup di sebuah kamp pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan, menyebabkan kemarahan global yang lebih besar terhadap Israel. Pembantaian kedua sehari kemudian menewaskan lebih dari 20 orang di wilayah yang sama.
Inilah yang mendorong seseorang di Malaysia, untuk membuat gambar buatan AI menggambarkan sebuah kamp pengungsian luas di tempat yang seharusnya adalah Rafah, dengan judul “Semua Mata Tertuju Rafah.”
Lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia telah membagikan gambar tersebut sampai hari ini.
Swifties, sebutan bagi para penggemar penyanyi Bad Blood, menggunakan Eras Tour-nya sebagai platform untuk berbicara tentang Gaza, mendorong orang-orang untuk bertukar gelang yang memuat pesan solidaritas untuk Palestina.
Eras Tour telah berlangsung sejak Maret tahun lalu dan akan berlanjut hingga Desember tahun ini.
Swift menjadi berita pada bulan Oktober tahun lalu segera setelah perang di Gaza pecah, setelah salah satu pengawalnya yang sedang tur dilaporkan meninggalkan AS untuk bergabung dengan tentara Israel.
Wanita itu sebelumnya pernah dikritik karena bungkam terhadap isu-isu global lainnya. (ard)
Discussion about this post