Avesiar – Jakarta
Seorang tersangka terekam dalam sebuah video yang meresahkan, menarik jilbab wanita Muslim di ibu kota Inggris, London. Serangan yang tidak beralasan itu, dikutip dari pemberitaan The New Arab, Rabu (3/6/2024), telah menjadi viral minggu ini sehingga mendorong polisi untuk menyelidikinya.
Pada rekaman video tersebut tersangka yang tidak terlihat telah menarik dari belakang jilbab seorang perempuan Muslim. Pelaku dengan sengaja merekam dirinya sedang melakukan penyerangan.
Serangan tersebut terjadi di distrik Kensington yang bergengsi dan makmur, sering dikunjungi oleh wisatawan dan keluarga karena merupakan lokasi landmark ikonik London, termasuk Istana Kensington, Museum Sejarah Alam, Museum Victoria dan Albert, dan Museum Sains.
Laporan online menunjukkan bahwa video tersebut diedarkan oleh aktivis oposisi Iran yang dilaporkan menargetkan orang-orang yang berjalan keluar dari kedutaan Iran di London, yang terletak di South Kensington.
Layanan Polisi Metropolitan, yang mengawasi London, mengatakan kepada The New Arab bahwa mereka sedang berbicara dengan para korban penyerangan dan mencari saksi atas insiden yang dilaporkan karena mereka belum melakukan penangkapan.
“Tidak ada tempat untuk perilaku seperti ini di London,” kata pernyataan itu. “Kami sedang menghubungi salah satu korban dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui keadaan selengkapnya dan menangani segala pelanggaran.”
Ia menambahkan: “Siapa pun yang menyaksikan insiden seperti ini diminta untuk menghubungi polisi di 101 atau kirim pesan ke @MetCC, referensi CAD 3273/29Jun.”
The New Arab telah menghubungi kedutaan Iran di London untuk memberikan komentar.
Serangan-serangan tersebut terjadi pada saat ketegangan meningkat di kalangan warga negara Iran, ketika jutaan orang pergi ke tempat pemungutan suara di Iran dan luar negeri pada hari Jumat untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden yang secara luas dianggap sebagai ‘kepalsuan’, sementara protes besar-besaran yang menyerukan perubahan rezim terjadi di seluruh penjuru Iran. Eropa.
Iran telah menyaksikan protes massal dalam beberapa tahun terakhir sebagai tanggapan terhadap kebijakan ultrakonservatif yang semakin meningkat dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat liberal, terutama setelah kematian Mahsa Amini pada tahun 2022, seorang wanita muda yang meninggal dalam tahanan setelah ditangkap oleh polisi moral Iran karena diduga mengenakan jilbab secara tidak pantas. (ard)
Discussion about this post