Avesiar – Jakarta
Miliarder pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram Pavel Durov, ditangkap di bandara Bourget di luar Paris, kata TF1 TV dan BFM TV, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dikutip dari TRT World, Ahad (25/2024), Durov bepergian dengan jet pribadinya, kata TF1 di situs webnya pada hari Sabtu, menambahkan bahwa ia telah menjadi sasaran surat perintah penangkapan di Prancis sebagai bagian dari penyelidikan awal polisi.
TF1 dan BFM sama-sama mengatakan penyelidikan difokuskan pada kurangnya moderator di Telegram dan bahwa polisi menganggap bahwa situasi ini memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut tanpa hambatan di aplikasi perpesanan tersebut.
Telegram tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters. Kementerian Dalam Negeri Prancis dan polisi tidak memberikan komentar.
TF1 mengatakan Durov telah bepergian dari Azerbaijan dan ditangkap sekitar pukul 20:00 (18:00 GMT).
Menurut kantor berita Rusia TASS, kedutaan besar Rusia di Prancis mengambil “langkah-langkah segera” untuk mengklarifikasi situasi di sekitar Durov setelah laporan penangkapannya.
Bukan Pemain dalam Geopolitik
Telegram, yang berkantor pusat di Dubai, didirikan oleh Durov kelahiran Rusia, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah ia menolak untuk memenuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK miliknya, yang ia jual.
Durov, yang menurut perkiraan Forbes memiliki kekayaan sebesar 15,5 miliar dolar, mengatakan beberapa pemerintah telah berusaha menekannya, tetapi aplikasi tersebut harus tetap menjadi “platform netral” dan bukan “pemain dalam geopolitik.”
Telegram awalnya diluncurkan pada tahun 2013 untuk iOS dan segera diluncurkan di Android.
Aplikasi tersebut diluncurkan dengan fokus pada keamanan dan kecepatan, dan telah mengumpulkan sekitar 900 juta pengguna. (ard)
Discussion about this post