Avesiar – Jakarta
Ibnu Hibban meriwayatkan dalam hadits shahih dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah murka kepada setiap kata-kata kasar lagi sombong, banyak berteriak di pasar, bagai bangkai di waktu malam dan seperti keledai di waktu siang, pandai dengan urusan dunia namun bodoh dengan urusan akhirat.”
Dikutip dari laman MUI, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala membenci seseorang yang memiliki enam sifat berikut ini:
1. Takabur atau Sombong
Sombong ada dua macam:
Pertama, menolak kebenaran yang disampaikan oleh orang lain padahal ia tahu bahwa hal itu benar, dikarenakan penyampai kebenaran lebih muda usianya, lebih miskin hartanya, lebih rendah status sosialnya atau karena hal lain.
Padahal Firaun tidaklah binasa kecuali karena sifat takaburnya. Firaun telah melihat sekian banyak mukjizat Nabi Musa, namun ia tidak beriman kepada Nabi Musa. Haman, perdana menteri Fir’aun ketika itu berkata kepada Firaun, “Jika engkau beriman kepada Musa, maka engkau akan kembali menjadi hamba yang menyembah, padahal selama ini engkau sudah menjadi tuhan yang disembah.”
Demikian pula Bani Israil yang diutus kepada mereka Nabi Isa. Setelah mereka melihat mukjizat Nabi Isa, tidak ada yang membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabur mereka. Mereka selalu mengatakan bahwa jika mereka beriman, maka akan lenyaplah kehormatan dan kekuasaan mereka.
Demikian pula Abu Lahab dan tokoh-tokoh kafir Quraisy. Setelah mereka melihat mukjizat Alquran dan mengakui bahwa Alquran tidak seperti puisi dan prosa yang mereka kenal, tidak ada yang membinasakan mereka dan membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabur mereka.
Kedua, adalah merendahkan orang lain. Seseorang yang memiliki sifat takabur jenis kedua ini dalam hatinya, ia akan menganggap dirinya memiliki keistimewaan lebih atas semua orang sehingga melihat dirinya dengan pandangan kesempurnaan dan penuh kebaikan. Dia melupakan bahwa semua kelebihan dan keistimewaan adalah anugerah yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepadanya.
2. Rakus Harta
Yaitu seseorang yang rakus dan gandrung untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan niat yang tidak benar dan didorong kecintaannya yang sangat besar terhadap harta. Ia tidak peduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari sumber yang halal ataukah haram. Dengan itu, ia bertujuan untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya yang haram dan membanggakan diri di hadapan para hamba yang lain.
3. Banyak Omongan Demi Harta
Artinya orang yang karena kerakusan dan kegandrungannya pada harta, ia memperbanyak omongan dengan tujuan supaya bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ia tidak peduli apakah omongannya halal ataukah haram.
4. Bangkai di Malam Hari
Menjadi bangkai di malam hari. Yakni menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk tidur. Ia tidak peduli untuk melakukan shalat dan ibadah sama sekali.
5. Keledai di Siang Hari
Menjadi keledai di siang hari. Yakni yang ia pikirkan hanya bagaimana bisa memakan berbagai menu makanan dan banyak menikmati berbagai kemewahan hidup. Dengan sebab itu, ia lalai melakukan hal-hal yang Allâh wajibkan kepadanya.
6. Mengetahui Perkara Dunia namun Bodoh Mengenai Perkara Akhirat
Yakni mengetahui bagaimana cara mencari dan mengumpulkan harta, akan tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bagian ilmu agama yang fardlu ‘ain untuk dipelajari, yang disebut para ulama dengan istilah عِلْمُ الدِّيْنِ الضَّرُوْرِيِّ (ilmu agama yang pokok). Padahal Rasulullah telah bersabda:
“Mencari ilmu agama yang pokok (ilmu agama yang dasar) hukumnya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslim (laki-laki dan perempuan).” (H.R. Ibnu Mâjah dan al-Baihaqi). Wallahua’lam. (adm)
Discussion about this post