Avesiar – Jakarta
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penghentian pasokan senjata ke Israel untuk digunakan di Gaza. Dikutip dari The Guardian, Ahad (6/10/2024), komentar presiden Prancis tersebut terutama ditujukan kepada AS dan merupakan bagian dari upaya Prancis yang berkelanjutan untuk menghidupkan kembali seruannya akan gencatan senjata di Lebanon.
Seruan itu ditanggapi dengan kemarahan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan bahwa di saat Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh di sisi Israel.
“Namun, Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Sungguh memalukan bagi mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Prancis hanya menyediakan sedikit senjata untuk Israel, tetapi ingin memperkuat pengaruhnya yang sudah lama di Lebanon dengan menunjukkan bahwa mereka ingin AS memberikan tekanan yang nyata kepada Israel untuk menerima gencatan senjata.
Washington tampaknya tidak banyak melakukan perlawanan diplomatik ketika Israel – setelah mengirimkan sinyal yang membingungkan – menolak rencana AS-Prancis untuk gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon yang diumumkan di PBB di New York hampir dua minggu lalu.
“Saya pikir hari ini, prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti memasok senjata untuk memimpin pertempuran di Gaza. Prancis tidak memasoknya,” kata Macron dalam wawancara radio France Inter yang direkam pada hari Senin, tetapi disiarkan pada hari Sabtu.
ia segera mengklarifikasi, secara tidak langsung mengarahkan perhatian pada AS, pemasok senjata utama Israel. Ia juga memperingatkan tentang “kebencian yang sedang lahir, kebencian yang dipicu oleh ini”. Lebanon tidak dapat diubah menjadi Gaza lain, tambahnya.
Mengulang seruannya pada hari Minggu, kantor Macron mengatakan ia mendukung penghentian ekspor senjata untuk digunakan di Gaza karena gencatan senjata diperlukan untuk menghentikan kekerasan yang meningkat dan “membuka jalan menuju solusi politik yang dibutuhkan untuk keamanan Israel dan seluruh Timur Tengah”. (ard)
Discussion about this post