Avesiar – Jakarta
Peledakan ribuan pager di Lebanon yang terjadi di bulan September kemarin terkonfirmasi atas perintah dari Perdana Menteri Israel Netanyahu. Dikutip dari The New Arab, Selasa (12/11/2024), pengakuan itu disampaikannya pada Ahad (10/11/2024).
Omer Dostri, juru bicara Netanyahu, mengatakan kepada AFP bahwa Netanyahu mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa ia menyetujui operasi pager di Lebanon. Dia pun membuat pengumuman tersebut selama pertemuan kabinet mingguan Israel pada hari Minggu, menurut Times of Israel.
Serangan pager dan pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, kata Netanyahu, ia dilakukan meskipun ada tentangan dari pejabat senior keamanan dan pertahanan.
Sabotase itu menyebabkan ribuan pager dan walkie talkie yang digunakan oleh personel Hizbullah dan individu yang berafiliasi meledak hampir bersamaan selama dua hari, menewaskan hampir 40 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai lebih dari 3.000 orang lainnya.
Baik serangan pager maupun pembunuhan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut merupakan pukulan pembuka dari eskalasi dramatis Israel terhadap Lebanon yang dimulai pada tanggal 23 September dan mencakup serangan udara besar-besaran dan invasi darat ke wilayah selatan negara tersebut.
Skala serangan, yang menewaskan warga sipil dan menyebabkan pager meledak di daerah padat penduduk, memicu tuduhan bahwa serangan itu dapat melanggar hukum internasional.
Di lain sisi, Taiwan mengatakan bahwa penyelidikan internal terhadap potensi perannya dalam serangan pager telah ditutup, tanpa melibatkan warga negara atau perusahaan Taiwan.
Jaksa penuntut Taipei yang menyelidiki dugaan keterlibatan Taiwan dalam serangan tersebut mengatakan bahwa pager yang digunakan dalam serangan tersebut diproduksi, diperdagangkan, dan dikirim oleh Entitas Frontier Group di luar Taiwan.
Uniknya, Gold Apollo, produsen asli pager AR-924 yang digunakan dalam serangan tersebut, telah memberikan izin kepada perusahaan tersebut untuk menggunakan merek dagang Apollo.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa produsen atau individu dalam negeri merupakan kaki tangan dalam ledakan yang relevan, melanggar Undang-Undang Anti-Pendanaan Terorisme, atau terlibat dalam kegiatan ilegal,” demikian pernyataan dari jaksa penuntut.
Jaksa penuntut mengatakan bahwa tidak ada bukti konkret tentang kegiatan kriminal yang ditemukan dalam kasus ini, juga tidak ada individu tertentu yang terlibat dalam kegiatan kriminal apa pun, setelah penyelidikan menyeluruh.
Pemeriksaan terhadap seorang wanita bernama Teresa Wu, satu-satunya karyawan sebuah perusahaan bernama Apollo Systems Ltd., menurut jaksa penuntut mengungkapkan bahwa ada hubungan antara dia dan Frontier.
Namun, jaksa penuntut menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa dia mengetahui serangan yang akan terjadi, dan bahwa mereka tidak mengetahui identitas pasti karyawan Frontier yang berkomunikasi dengannya. (ard)
Discussion about this post