Jakarta – November 2024
IBIMA, IOI dan ESQ Group menyelenggarakan Forum Pengusaha & Eksekutif Bisnis, Industri, dan Korporasi Indonesia, di Gibraltar Ballroom, Menara 165, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2024).
Mengangkat tema “To Be Best World Class Company & The Best Operational Excellence”, kegiatan bertujuan untuk membangun korporasi yang berkelas dunia (Best World Class Company) dan Mewujudkan korporasi yang profitable, produktivitas tinggi, dan the best operational excellence company.
Forum Pengusaha ini dihadiri oleh Para Pengusaha besar, sedang dan kecil serta para Eksekutif & Praktisi Bisnis Tanah Air antara lain; I Made Dana Tangkas selaku Founder & CEO IBIMA, Ary Ginanjar Agustian selaku Founder & CEO ESQ, Laksamana Dr. Ade Supandi selaku Kasal AL 2014-2018, serta dukungan dari Founder & Owner Triputra Group – Theodore P. Rachmat, dan Owner Sintesa Group sekaligus Ketua Umum Apindo – Shinta W. Kamdani.
Acara ini dihadiri sekitar 75 orang para pengusaha dari BUMN, PT. Dirgantara Indonesia, INKA, KS dan juga dari BUMS yaitu Adaro Group, Toyota Group, ESQ Group, Komatsu, UTE serta pemilik bisnis dan asosiasi besar Hinabi, IPERINDO, IISIA, dan IKM UKM Tanah Air seperti PIKKO, PIKKKA, PIKKI, KOPITU, APEK, Kawasan Tegal, Komunitas Majapahit dan Komunitas Madein Indonesia Superconnection & Global Network serta Komunitas ABILEC (APINDO Business & Industry Learning Center), UAG (Universitas Ary Ginanjar) dan masih banyak lainnya.
Menurut Founder dan Presiden Direktur/CEO IBIMA, I Made Dana Maryana Tangkas, fokus pembahasan forum ini adalah bagaimana menjadikan para Pengusaha dan Eksekutif bisnis berwawasan kelas dunia dan juga menciptakan upaya menjadi perusahaan berkelas dunia, juga tantangan dan sharing experience for achieving the best world class business & industry.
Forum Pengusaha dan Eksekutif Bisnis, Industri & Korporasi Indonesia yang pertama ini diharapkan menjadi gerakan pengembangan ekonomi, bisnis dan industri bersama seluruh pengusaha Indonesia. “Ya fokus kami selanjutnya juga secara korporasi membangun keunggulan operasional dan building the best business & industry way, the best practices & lesson learning from Toyota Global Company, best business / industry and best world class corporation as well as the best operational excellence company,” ujar pemegang Sabuk Hitam Dan 5 Jujitsu ini.
Ditambahkan oleh Dr.(HC) Ary Ginanjar, fokus selanjutnya yaitu membangun nilai-nilai perusahaan dan motivasi Leadership yang kuat & berakar dalam kegiatan korporasi. Perlunya kepemimpinan strategis dalam konteks bisnis nasional dan global network dan juga aplikasi dari para talent (yang telah digembleng melalui Talent DNA assessment dan pengembangannya). Termasuk memberi sharing session & insights on strategic leadership in the context of a world-class company and building the business in the global network. Kemudian yang terakhir, pentingnya membangun karakter dan leadership dalam mencapai bisnis berkelanjutan dengan penerapan the best practices in business/industry & corporation leadership development yang sudah dikembangkan melalui ESQ Way dan 7 Budi Utama (Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli).
“Pentingnya nilai-nilai tersebut dalam menghadapi situasi terkini dari ancaman perang dagang global, situasi geopolitik dunia yang terancam keamanannya atas konflik yang terjadi di Timur Tengah, Rusia dan Ukraina. Maka dari itu, Indonesia perlu mengantisipasi kestabilan keamanan sosial dan ekonomi dalam negeri dengan menerapkan nilai-nilai strategi bisnis, kompetensi-profesionalisme global dan kepemimpinan yang relevan dengan tantangan yang dihadapi saat ini oleh masyarakat Indonesia baik dari kalangan ekonomi atas, menengah dan bawah,” tegas I Made Dana Tangkas.
Forum ini, lanjut dia, menekankan tantangan, peluang, dan strategi yang diperlukan dalam mengembangkan industri otomotif, kemaritiman, serta energi di Indonesia, dengan fokus kuat pada keberlanjutan dan kemandirian.
Di sektor otomotif, katanya, persaingan ketat antara Jepang, Korea, dan China menjadi isu yang signifikan. Terutama dengan makin kuatnya dominasi China di ASEAN, khususnya di Thailand. Hal ini mendorong perlunya pendekatan komprehensif bagi Indonesia untuk bersaing secara global. Saat ini, Indonesia memiliki peluang besar dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik dan hybrid, seiring tren global menuju energi bersih. Pemerintah pun berperan penting dalam menyediakan infrastruktur pendukung, termasuk stasiun pengisian daya dan pabrik baterai. Pengembangan industri ini dinilai krusial untuk memenuhi permintaan pasar sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Kolaborasi antara perusahaan besar dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Industri Kecil Menengah (IKM) menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya saing industri otomotif dalam negeri. Selain itu, asosiasi pengusaha dan pemangku kepentingan didorong untuk memperjuangkan kebutuhan para pelaku industri dan memberikan masukan strategis kepada pemerintah. Namun, diperlukan perencanaan yang matang dalam investasi agar ekspektasi realistis dapat dicapai dan konflik hukum bisa dihindari, sehingga kepentingan berbagai pihak terlindungi,” paparnya.
Dalam pengembangan Leadership juga ditambahkan oleh Laksamana (purn) Dr. Ade Supandi, yang menjelaskan, bahwa di sektor kemaritiman, Indonesia juga berupaya meningkatkan kemandirian melalui Kepemimpinan yang kuat dalam menentukan kerjasama dengan negara asing dan penetapan pilihan dalam pengembangan kapabilitas industri perkapalan maupun pengolahan perikanan di dalam negeri. Termasuk pengembangan kemampuan PT PAL dan industri perkapalan nasional lainnya serta membangun industri pengolahan ikan secara terintegrasi untuk keperluan konsumsi dalam negeri maupun memenuhi pasar ekspor.
Pemegang bintang 4 dalam TNI AL ini juga menambahkan, perlunya pemeliharaan dan kesiapan alutsista mendapat perhatian khusus, dengan tantangan logistik dan pasokan sparepart yang signifikan, misalnya dalam operasi ke luar negeri. Di samping itu, menggarisbawahi pentingnya dukungan logistik yang kuat, seperti pasokan bahan bakar yang terjamin, agar operasi kapal Angkatan Laut dapat berjalan tanpa kendala. Untuk mencapai hal ini, Indonesia membutuhkan kolaborasi dengan mitra internasional yang memiliki teknologi dan sumber daya yang lebih maju, dengan tujuan memperkuat ketahanan industri maritim nasional dan mengurangi ketergantungan pada pihak asing.
Tidak hanya itu, isu transisi energi dan keberlanjutan, menurutnya, juga menjadi topik penting, mengingat sumber daya alam seperti minyak bumi menghadapi keterbatasan di masa depan. Pemerintah mulai mendorong penggunaan teknologi hybrid dan listrik pada kapal-kapal Angkatan Laut serta kendaraan umum sebagai solusi energi ramah lingkungan yang lebih efisien.
Selain itu, dikemukakan pentingnya mengembangkan industri pengolahan limbah baterai, yang akan mendukung transisi energi ini dengan lebih berkelanjutan. Pada industri otomotif, perkembangan teknologi kendaraan listrik juga diharapkan dapat mendukung kemandirian energi nasional, sejalan dengan inisiatif pemerintah melalui kebijakan PP 55/2019 dalam mengatur implementasi KBLBB (Kemdaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) dan juga mendorong teknologi bersih pada berbagai alat transportasi & angkutan di darat, laut maupun udara.
Ditambakan kondisi saat ini, kata Made Dana Tangkas, industri otomotif global dengan pasar terbesar dikuasai oleh China, yang perlu diantisipasi oleh Indonesia adalah bagaimana caranya agar daya saing industri otomotif Indonesia dapat segera meningkat. Dalam periode 10 tahun belakangan ini pasar otomotif cenderung stagnan dengan penjualan sekitar 1 juta. Hal ini sangat penting ke depan untuk memperbesar pasar dalam negeri dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Sejalan dengan peningkatan kesadaran akan emisi global mendorong negara untuk menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
“Dalam konteks ini, semua pihak sepakat bahwa kerja sama dan sinergi lintas sektoral sangat dibutuhkan untuk mengembangkan industri otomotif, industri energi (dari fosil ke EBTKE) dan penurunan emisinya yang berkelanjutan. Pemerintah, Perusahaan besar, UKM/IKM, dan Lembaga keuangan diharapkan dapat terus berkolaborasi guna menciptakan industri yang produktif dan efisien serta mampu bersaing di kancah internasional,” urainya.
Secara keseluruhan, imbuhnya, forum ini dapat menekankan pentingnya perencanaan strategis yang terintegrasi, kolaborasi lintas sektor, dan pengembangan kapabilitas dalam negeri sebagai kunci untuk menghadapi dinamika persaingan global dan meningkatkan daya saing Indonesia. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan Indonesia mampu mencapai pertumbuhan berkelanjutan mencapai 8% dan menguatkan posisinya di sektor industri otomotif, kemaritiman dan industri energi di tingkat internasional.
Forum Pengusaha dan Eksekutif berikutnya akan lebih fokus membahas pengembangan industri Logam dan hilirisasinya dalam berbagai produk otomotif, konstruksi & infrastruktur dllnya melalui pelaku usaha dari BUMN dan BUMS secara terintegrasi. (Advertorial Bisnis)
Discussion about this post