Avesiar – Jakarta
Pembantaian dan genosida yang dilakukan oleh zionis Israel tidak hanya mendapat kutukan dari umat Islam dan mayoritas negara-negara di dunia, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus tidak ketinggalan mengutuk kebiadaban tersebut, Sabtu (21/12/2024).
Dikutip dari The New Arab, Ahad (22/12/2024), Ia menyebut pemboman anak-anak di Gaza sebagai “kekejaman”, dan pernyataannya tersebut malah ditanggapi secara tajam dari Israel yang menuduhnya memiliki “standar ganda”.
Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah badan penyelamat di Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan tujuh anak dari satu keluarga.
“Kemarin mereka tidak mengizinkan Patriark (Yerusalem) masuk ke Gaza seperti yang dijanjikan. Kemarin anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang. Saya ingin mengatakannya karena ini menyentuh hati saya,” kata Paus kepada anggota pemerintahan Takhta Suci.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel, dalam sebuah pernyataan, menggambarkan pernyataan Paus sebagai “sangat mengecewakan”, menambahkan: “Cukup dengan standar ganda dan tindakan mengasingkan negara Yahudi dan rakyatnya.”
Badan penyelamat pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan 10 anggota keluarga pada hari Jumat di bagian utara wilayah tersebut, termasuk tujuh anak-anak.
Fransiskus, 88 tahun, telah menyerukan perdamaian sejak perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023. Dalam beberapa minggu terakhir ia telah memperkeras pernyataannya terhadap serangan Israel.
Pada akhir November ia mengatakan “kesombongan penjajah… menang atas dialog” di “Palestina”, sebuah posisi langka yang kontras dengan tradisi netralitas Takhta Suci.
Takhta Suci, sejak 2013, telah mengakui Negara Palestina, yang menjalin hubungan diplomatik dengannya, dan mendukung solusi dua negara. (ard)
Discussion about this post