Avesiar – Jakarta
Pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Senin (6/1/2025), sebagaimana dikutip dari The New Arab, bahwa Ankara siap campur tangan untuk mencegah perpecahan Suriah dan juga akan mengambil “tindakan yang diperlukan” jika mereka melihat “risiko sekecil apa pun”, telah membuat Israel membentuk komite untuk bersiap menghadapi potensi perang dengan Turki.
Hal tersebut juga karena Turki menilai Israel melanjutkan perang brutalnya di Gaza, yang menewaskan lebih dari 45.885 warga Palestina dan melancarkan serangan terhadap Lebanon dan Suriah.
Tidak hanya itu, Pengadilan Kriminal Internasional telah mengajukan permohonan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang atas tindakan mereka di Gaza.
Komite yang dibentuk pemerintah Israel itu juga memperingatkan tentang ambisi Turki untuk memulihkan pengaruh era Ottoman akan memicu ketegangan di kawasan tersebut.
Senin, Komite Nagel itu mengeluarkan laporan yang merinci anggaran pertahanan dan strategi keamanan, di mana mereka menyuarakan kekhawatiran atas aspirasi Turki dan kemungkinan ketegangan di masa mendatang dengan Israel, menurut media Israel.
Ketegangan ini, lanjut komite tersebut, dapat meningkat menjadi konflik dan menyoroti risiko faksi-faksi Suriah yang bersekutu dengan Turki dan menciptakan ancaman lebih lanjut terhadap “keamanan” Israel.
“Ancaman dari Suriah dapat berkembang menjadi sesuatu yang bahkan lebih berbahaya daripada ancaman Iran,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa pasukan yang didukung Turki dapat bertindak sebagai proksi.
Dengan saran anggaran pertahanan ditingkatkan hingga 4,1 miliar dolar per tahun selama lima tahun ke depan, beserta rekomendasinya yang disampaikan kepada Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, beralasan agar tentara Israel mampu menghadapi serangan apa pun.
Pada laporan tersebut Netanyahu mengatakan bahwa Iran telah lama menjadi ancaman terbesar bagi Israel, tetapi kekuatan baru tengah memasuki arena. “Kami harus siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Laporan ini memberi kami peta jalan untuk mengamankan masa depan Israel,” kata pemimpin zionis yang melakukan genosida di Gaza itu. (ard)
Discussion about this post