Avesiar – Jakarta
Rencana untuk mengusir warga Palestina dari Gaza mendapat penolakan dari Somalia. Bahkan negara itu tidak mau menjadi bagian apapun dari rencana tersebut, dikutip dari The New Arab Kamis (13/2/2025).
Hal ini menyusul laporan media Israel dan Inggris bahwa wilayah yang memisahkan diri dan otonom di negara itu dapat menampung warga Gaza.
Trump mengumumkan rencana yang dikecam luas awal bulan ini yang akan melibatkan pendudukan dan pembangunan kembali Gaza oleh AS sambil mengusir penduduknya, yang akan diberikan “rumah baru dan modern di wilayah tersebut”.
Seorang sumber di kementerian luar negeri Somalia, menurut situs saudara The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, Ahad (9/2/2025) lalu, mengatakan bahwa Somalia tidak akan menjadi bagian dari “kebijakan pengusiran yang direncanakan oleh Washington terhadap warga Palestina”.
Sumber itu mengatakan bahwa pemerintah federal Somalia tidak akan mengomentari laporan media tentang pengusiran warga Palestina dan menambahkan bahwa pemerintah hanya akan membuat pernyataan jika ada komentar resmi dari Gedung Putih tentang pengusiran warga Gaza ke Somaliland atau Puntland.
Sebagai informasi, bahwa Somaliland adalah wilayah yang memisahkan diri dari Somalia utara yang mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1991 tetapi tidak ada negara lain yang mengakuinya.
Sedangkan Puntland adalah wilayah otonom di Somalia utara yang saat ini berselisih dengan pemerintah federal Somalia.
Seorang peneliti hukum dari Puntland, Abdirahman Keelo, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa klaim tersebut “hanya khayalan belaka”, mengingat situasi di wilayah tersebut, yang menderita kemiskinan ekstrem dan keterbelakangan. (ard)
Discussion about this post