KAMU KUAT – Jakarta
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang diprogram untuk membantu manusia dalam berbagai pekerjaan. AI mampu membuat aktivitas lebih cepat dan efisien, mulai dari pencarian informasi hingga penyelesaian tugas kompleks. Bagi generasi muda, teknologi ini bukanlah sesuatu yang asing, justru sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan buatan semakin berkembang dan mulai digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Namun, seberapa besar pemahaman remaja terhadap AI? Apakah AI lebih banyak membantu atau justru menjadi ancaman bagi generasi muda? Mungkin sebagai rujukan alternatif atau cuma mau cari gampangnya saja?
Apa tanggapan dari para remaja dan anak muda tentang hal ini kepada kanal remaja dan anak muda KAMU KUAT! Avesiar.com? Yuk kita simak!
Hakim, mahasiswa semester 4, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
![](https://i0.wp.com/www.avesiar.com/assets/2025/02/KAMU-KUAT-AVESIAR-14-FEB-Peran-AI-di-Kalangan-Anak-Muda-Rujukan-Alternatif-atau-Cari-Gampang-Hakim-1.jpg?resize=777%2C469&ssl=1)
Hakim adalah Salah satu mahasiswa yang kami wawancarai mengungkapkan bahwa ia sering menggunakan AI seperti ChatGPT dan Gemini AI untuk berbagai keperluan, termasuk mengerjakan tugas kuliah dan mencari informasi baru. “Saya sebagai anak muda tentu sangat familiar dengan AI. Saya juga sering menggunakan AI untuk aktivitas sehari-hari, contohnya ChatGPT dan Gemini AI,” ungkapnya.
Teknologi AI memang menawarkan kemudahan dalam belajar dan bekerja. Dengan satu pertanyaan, AI bisa memberikan jawaban yang cepat dan relevan, membantu mahasiswa memahami materi perkuliahan lebih efektif. Bahkan, AI juga bisa digunakan untuk membuat ringkasan, menerjemahkan bahasa, hingga memberikan saran dalam penulisan.
Meskipun AI membawa banyak manfaat, ada kekhawatiran mengenai dampaknya di masa depan, terutama dalam dunia kerja. Hakim mengungkapkan kekhawatirannya bahwa AI bisa menjadi ancaman karena mampu menggantikan pekerjaan manusia.
“AI bisa saja menjadi solusi, tapi juga sekaligus ancaman untuk dunia kerja di masa depan. Dengan AI, semua pekerjaan akan semakin mudah dan cepat, bahkan instan. Tetapi di sisi lain, saya khawatir ini dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan karena robot AI ini menggantikan posisi manusia,” beber Hakim.
Sherlinda Irawan Siregar, siswi kelas 12, SMAN 31 Jakarta Timur
![](https://i0.wp.com/www.avesiar.com/assets/2025/02/KAMU-KUAT-AVESIAR-14-FEB-Peran-AI-di-Kalangan-Anak-Muda-Rujukan-Alternatif-atau-Cari-Gampang-Sherlinda-Irawan.jpg?resize=800%2C454&ssl=1)
AI memang telah menghadirkan berbagai inovasi yang menarik, dari sekadar membuat animasi sederhana hingga menyempurnakan teknologi robot. Selain itu, AI juga berperan dalam membantu menyebarkan informasi dan mempercepat berbagai proses dalam dunia digital.
“Saya pernah menggunakan AI untuk mencoba menganimasikan sebuah gambar agar hidup, seperti membuat foto Monalisa bisa bergerak,” ucap Sherlinda.
Meski AI membawa kemudahan dan inovasi, tak sedikit yang merasa khawatir akan dampaknya di masa depan. AI yang semakin canggih berpotensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
“Menurut saya, AI memiliki banyak risiko di masa depan. Semakin canggih AI, semakin berkurang tenaga kerja manusia yang dibutuhkan,” ujarnya.
Salah satu pertanyaan penting tentang AI adalah perannya dalam dunia pendidikan. Apakah AI bisa menggantikan guru? Menurut Sherlinda yang, “AI sebaiknya hanya menjadi alat bantu dalam pendidikan, bukan pengganti guru.”
Meski memiliki kekhawatiran terhadap AI, Sherlindaberharap terhadap teknologi ini. Salah satu ide menarik dari Sherlinda adalah menciptakan AI yang dapat membantu kesehatan mental.
“Saya ingin membuat AI yang bisa menjadi tempat berbagi dan menjadi terapis emosional berbasis teknologi untuk para remaja,” katanya menutup wawancara.
Yasid Aldhi Setyawan, mahasiswa semester 8, Universitas Pamulang
![](https://i0.wp.com/www.avesiar.com/assets/2025/02/KAMU-KUAT-AVESIAR-14-FEB-Peran-AI-di-Kalangan-Anak-Muda-Rujukan-Alternatif-atau-Cari-Gampang-Yasid-Aldhi.jpg?resize=788%2C469&ssl=1)
Menurut Yasid, seorang pengguna AI, teknologi ini adalah terobosan hebat dalam dunia teknologi. “AI sudah menjadi suatu kewajiban bagi umat manusia karena sangat membantu dalam bekerja ataupun berkreasi,” ujarnya
Seiring berkembangnya teknologi, AI semakin sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh generasi muda. Yasid sendiri mengakui bahwa AI sudah menjadi tools andalannya dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.
“AI sudah menjadi kebiasaan saya, terutama sebagai teman diskusi dalam mencari ide dan berkembang,” ungkapnya. Tak hanya itu, AI juga sangat membantu dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dengan lebih cepat dan efisien.
Penggunaan AI memiliki dua sisi: dampak positif dan dampak negatif. Dampak Positif AI menurut Yasid
Yaitu mendorong inovasi dan kreativitas generasi muda, mempercepat akses informasi dan memudahkan pencarian data yang akurat, meningkatkan efisiensi kerja, karena AI mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan mencari informasi manual melalui mesin pencari seperti Google, serta membuka peluang kompetitif secara global, di mana generasi muda bisa menciptakan teknologi yang lebih canggih dan bersaing di industri digital.
Sedangkan Dampak Negatif AI, Risiko ketergantungan, karena AI menawarkan solusi yang instan, membuat generasi muda cenderung malas mencari sumber informasi yang lebih terperinci, Ancaman terhadap profesi tertentu, termasuk guru, karena AI dapat memberikan informasi dengan cepat dan spesifik.
Jika AI semakin canggih, bukan tidak mungkin di masa depan peran guru tergantikan oleh teknologi ini, Menurunnya keterampilan berpikir kritis dan kreativitas, jika AI digunakan secara berlebihan tanpa diimbangi dengan pembelajaran konvensional.
“AI memiliki potensi besar dalam menciptakan dunia yang lebih efisien dan praktis. Misalnya, otomatisasi dalam kehidupan sehari-hari seperti mencuci baju, menyalakan AC, atau mengatur pencahayaan rumah. Dengan pemanfaatan yang tepat, AI bisa meningkatkan kualitas hidup manusia,” ujar Yasid.
Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, AI juga bisa menjadi ancaman bagi generasi muda. Ketergantungan yang berlebihan bisa menghilangkan kreativitas dan membuat manusia kehilangan keterampilan berpikir mandiri. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk menggunakan AI secara seimbang dan bertanggung jawab.
Ardifa Rizky Saputra, mahasiswi semester 2, Universitas Multimedia Nusantara
Menirut Ardifa “AI adalah suatu bidang yang mempelajari machine learning dan deep learning, yang memungkinkan mesin untuk belajar dan berpikir layaknya manusia. Teknologi ini kini banyak dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas, baik untuk keperluan akademik maupun professional,” ujarnya
Banyak remaja menggunakan AI dalam keseharian mereka. Untuk hal-hal dasar, Ardifa biasanya mengandalkan ChatGPT, sementara untuk riset yang lebih mendalam, mereka menggunakan Perplexity.ai. “Dengan bantuan AI, akses terhadap informasi menjadi lebih cepat dan efisien, tanpa harus mencari referensi secara manual dalam waktu lama.”
Salah satu manfaat terbesar AI adalah kemudahan dalam mengakses informasi. Teknologi ini memungkinkan generasi muda untuk menemukan referensi akademik, mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang suatu topik, dan menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.
Bagi Ardifa, AI diprediksi akan memiliki peran besar dalam dunia kerja. Banyak yang meyakini bahwa di masa depan, AI akan digunakan sebagai alat bantu dan automasi untuk para pekerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai bidang. Dengan AI, banyak pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat, memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas yang lebih strategis dan kreatif.
Meski menawarkan berbagai manfaat, perkembangan AI juga membawa tantangan tersendiri. “Salah satu kekhawatiran terbesar adalah potensi fabrikasi data informasi akademik, yang dapat berdampak pada validitas dan akurasi informasi dalam dunia akademik,” jelas Ardifa.
“Jika data yang dihasilkan AI tidak diperiksa dengan baik, maka informasi yang salah bisa menyebar luas dan memengaruhi kualitas penelitian serta kepercayaan terhadap sumber akademik,” tutup Ardifa.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna AI untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi sebelum menggunakannya dalam konteks akademik atau profesional.
Sebagai generasi muda, kita perlu memahami bahwa AI adalah alat yang bisa membantu, tetapi bukan untuk sepenuhnya menggantikan peran manusia. Dengan menggunakan AI secara bijak dan seimbang, kita dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kreativitas, efisiensi, dan kualitas pembelajaran tanpa kehilangan keterampilan berpikir kritis.
Teknologi terus berkembang, namun pada akhirnya, yang menentukan masa depan adalah bagaimana kita menggunakannya. Kita sebagai manusia cerdas dituntut untuk lebih bijak menempatkan sesuatu sesuai dengan porsi dan fungsinya. (Resty)
Discussion about this post